Selasa, 31 Maret 2015

"Siliwangi HMI"



Siliwangi HMI adalah dua kata yang mengandung makna begitu dalam untuk kita telaah dan maknai. Siliwangi adalah sebuah gelar untuk penghargaan dan kejayaan bagi Raja Sunda Pajajaran yaitu Sri Baduga Maha Raja yang dianggap oleh masyarakat pada waktu itu sebagai seorang raja, pemimpin yang bijak, sakti yang begitu dicintai rakyatnya. Istilah Siliwangi berasal dari dua suku kata yaitu sili dan wangi, sili menurut pribahasa sunda mengandung arti pengikat atau saling berhubungan, sedangkan wangi menurut pribahasa Sunda artinya mengharumkan, jadi Siliwangi mengandung makna yaitu saling mengharumkan, saling membesarkan, saling melindungi, saling mencintai dalam konteks kekeluargaan kerbersamaan antar sesama. Istilah Siliwangi hingga sekarang sudah menjadi identik dengan jati diri masyarakat Sunda (Jawa Barat). Sebagian masyarakat Sunda dan Jawa Barat masih meyakini bahwa Prabu Siliwangi masih hidup dan terus melindungi masyarakat Jawa Barat.

            Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebuah organisasi mahasiswa tertua yang ada di Indonesia yang berdiri sejak 5 Februari 1947. Begitu lama berdirinya, sehingga HMI sudah banyak menghasilkan para pemimpin bangsa yang menghiasi percaturan politik dan kebangsaan Indonesia. Tidak dipungkiri HMI adalah organisasi yang bisa dikatakan sudah menjadi miniature bangsa Indonesia pasca kemerdekaan sampai sekarang.
            Menurut saya, konten dari buku ini esensinya adalah penulis mencoba menghubungkan antara HMI dengan Prabu Siliwangi. Maksudnya untuk menghimpun atau menginventarisasi wasiat-wasiat dan kebajikan-kebajikan dengan kearifan Prabu Siliwangi dan pukukuh, pitutur karuhun (nenek moyang) Sunda yang sekiranya diharapkan untuk diterapkan dalam konteks kehidupan HMI.
            Menurut Tjetje Hidayat Padmadinata (Tokoh Jawa Barat), ada dua prinsip negarawan Sunda yang secara khas dan historis diwariskan leluhur-leluhur Siliwangi, yakni protektif dan defensif. Dan Siliwangi adalah lambang kepemimpinan (Kenegarawanan) yang mengabdi pada kepentingan umum bukan lambang Kekuasaan. Hal inilah yang harus benar-benar dimaknai oleh seluruh khalayak parahyangan, khususnya kader HMI.
            Ada filosofi kesiliwangian yang dianut oleh Angkatan Muda Siliwangi yang disebut dengan tiga Pegangan Hidup Manusia Siliwangi yang dikenal dengan istilah Trisula AMS yaitu Shalat, Silat, Siliwangi sebagai pegangan dasar dalam mengarungi kehidupan berorganisasi dan bermasyarakat, Shalat artinya Iman yang mengandung makna melalui beribadah kita akan mempertahankan iman dan taqwa kita kepada Yang Maha Kuasa. Shilat artinya Ilmu yang mengandung makna kita harus mempunyai akal budi yang baik sehingga dapat membedakan mana baik buruk dalam mengarungi kehidupan. Lalu Siliwangi artinya Amal yang mengandung makna keberadaan manusia tidak akan terlepas dari sesama manusia lainnya dalam kehidupan sosial sehingga kita harus saling mengayomi antar sesama. Dengan demikian Shalat-Shilat-Siliwangi menggambarkan sikap dan sifat nilai kesempurnaan yang meliputi segi-segi mendasar dari fitrah manusia sebagai manusia social menuju kebahagiaan lahir dan batin.
            Begitupun di HMI ada istilah nilai-nilaib dasar perjuangan HMI dalam menapaki kehidupan organisasinya yaitu beriman, berilmu, beramal. Yang mengandung makna yang mungkin apabila diuraikan tidak jauh berbeda dengan makna yang terkandung dalam Trisula AMS.
            Ketiga istilah yang ada di AMS dari falsafah kehidupan manusia Siliwangi dengan nilai dasar perjuangan HMI membuktikan bahwa ada pemikiran dan pemahaman yang sama dalam memandang kehidupan yang dicita-citakan yaitu berdaulat dan berwibawanya Negara dan bangsa yang bias mengayomi rakyatnya sehingga tercipta kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Ketiga landasan perjuangan HMI dan falsapah kesiliwangian ini jika bisa difahami dan diimplementasikan dengan baik dan benar, bukan hal yang tidak mungkin sosok “Budak Angon” yang dimaksud dalam “Uga Siliwangi”  ataupun sosok “Satria Pininggit” yang ditulis dalam ramalan “Joyo Boyo” yang akan membawa kejayaan dan kemakmuran bagi Negara, Bangsa dan Rakyatnya akan terlahir dari kader-kader HMI.
             Komentar dan closing statement dari saya sebagai pembaca buku, ini sangat menginspirasi saya sebagai orang sunda tulen, juga sebagai aktifis dan organisatoris sarat dengan nilai dan ruh kesundaan dan ruh dedikasi kepada sebuah organisasi yang itu jika kita hayati, maknai dan lakukan tentu akan berbuah kepada jati diri kita yang tangguh, ulet, berkarakter, memenuhi semua kualifikasi pemimpin. Yakin Usaha Sampai!

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Posting Komentar